Peningkatan Kapasitas Penerap Standar Pertanian Lahan Rawa di Tamban Catur Kab. Kapuas
KAPUAS, Senin, 28 Oktober 2024 – Dalam rangka mendukung program Kementerian Pertanian untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, Balai Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kalimantan Tengah bersama BSIP Lahan Rawa menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Penerapan Standar Pertanian Lahan Rawa. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Olahraga Desa Sidomulyo, Kecamatan Tamban Catur, Kabupaten Kapuas, dan dihadiri oleh para petani, penyuluh, dan staf Dinas Pertanian setempat.
Turut hadir dalam acara ini Kepala BSIP Kalimantan Tengah, Dr. Akhmad Hamdan, S.Pt., M.P., Kepala BSIP Lahan Rawa, Dr. Lutfi Izhar, S.P., M.Sc., Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, serta Koordinator BP3K Tamban Catur.
Dalam sambutannya, Dr. Akhmad Hamdan menyampaikan harapannya agar Kecamatan Tamban Catur dapat berperan penting dalam mendukung tercapainya lumbung pangan nasional. Ia menjelaskan bahwa dengan dukungan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang diberikan pemerintah, pertanian di Kapuas berpeluang untuk berkembang menjadi lebih maju, mandiri, dan modern. Dr. Akhmad menekankan pentingnya memanfaatkan serta menjaga alsintan agar optimal dalam mendukung pertanian berkelanjutan. “Melalui pemanfaatan alsintan yang tepat, kita bisa mencapai target lumbung pangan di Kabupaten Kapuas,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BSIP Lahan Rawa, Dr. Lutfi Izhar, menegaskan pentingnya upaya swasembada pangan di lahan rawa sebagai salah satu solusi ketahanan pangan nasional. Ia menjelaskan bahwa lahan rawa memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal dan nasional, asalkan dikelola dengan standar dan teknologi yang tepat. Dr. Lutfi menyampaikan bahwa kunci keberhasilan ini terletak pada kesiapan pelaksana, yaitu petani dan penyuluh, untuk menerapkan arahan teknis yang disampaikan dalam Bimtek.
Dr. Lutfi juga mengingatkan bahwa pengelolaan lahan rawa membutuhkan perhatian khusus terkait kondisi air di lahan pasang surut. “Pengaturan tata air yang baik dan pemahaman karakteristik lahan rawa menjadi fondasi bagi keberhasilan program ini. Karena itu, para petani harus memiliki pengetahuan tentang teknik pengelolaan lahan rawa yang sesuai agar hasilnya optimal dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, yang hadir mewakili Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, menggarisbawahi bahwa sebagian besar dari total area pencetakan sawah di Kalimantan Tengah berada di Kabupaten Kapuas. Namun, ia menekankan bahwa tantangan utama pengelolaan lahan pasang surut adalah manajemen air, karena lahan ini sangat dipengaruhi oleh pola pasang surut air. Kondisi ini menentukan varietas tanaman yang cocok, sehingga diperlukan pemahaman khusus untuk mengatasi tantangan tersebut. “Bimtek ini diharapkan mampu membekali petani dengan strategi pengelolaan lahan rawa yang tepat sehingga kendala-kendala ini bisa diatasi dengan baik,” tambahnya.
Materi bimtek disampaikan oleh para pakar, antara lain Ani Susilawati, S.P., M.Sc., yang membawakan materi berjudul "Pengaturan Air Pada Tata Air Mikro di Lahan Sawah Rawa Pasang Surut Tipe Luapan B". Materi ini memberikan pemahaman kepada peserta tentang bagaimana mengatur tata air mikro di lahan sawah rawa untuk menjaga ketersediaan air yang sesuai bagi tanaman.
Selain itu, Dr. Mawardi, S.P., M.Sc., menyampaikan materi "Penataan Lahan Rawa Pasang Surut Tipe Luapan B dengan Sistem Surjan". Sistem Surjan adalah teknik pengelolaan lahan rawa pasang surut yang bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan dengan mengoptimalkan kondisi tanah dan air sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang lebih tinggi.
Melalui Bimtek ini, BSIP Kalteng dan BSIP Lahan Rawa berharap para petani di Kapuas dapat menerapkan teknik yang lebih modern dan berbasis standar untuk menghadapi tantangan pengelolaan lahan rawa. Diharapkan dengan pelatihan ini, Kecamatan Tamban Catur dan wilayah sekitarnya dapat menjadi contoh keberhasilan dalam mengimplementasikan standar pertanian yang mampu meningkatkan produktivitas sekaligus mendukung program ketahanan pangan nasional.(JSA)