BSIP Bekali Mahasiswa ULM Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Berkelanjutan
#RawaBisa
(Banjarmasin, 26/02) Dalam upaya mendukung pemahaman yang lebih dalam mengenai Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah, Program Studi Ilmu Geografi, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menggelar kuliah tamu yang mengundang narasumber terkemuka dalam bidangnya. Acara yang dihadiri oleh 45 mahasiswa dan dua dosen Dr. Parida Anggriani dan Dr. Eva Alvisawati sebagai peserta diskusi utama.
Dalam kesempatan ini, Kepala Balai Pengujian Standar Instrumen (BPSI) Pertanian Lahan Rawa, Agus Hasbianto Ph.D, memberikan presentasi mengenai "Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Berkelanjutan Dalam Perspektif Pertanian." Kuliah tamu ini merupakan bagian dari mata kuliah Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah dengan tujuan utama memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perkembangan terbaru dalam ilmu pertanian, khususnya yang berkaitan dengan hasil penelitian terkini.
Dalam presentasinya, beliau menekankan pentingnya lahan bagi kelangsungan hidup manusia, terutama dalam konteks produksi pangan. Dia menjelaskan bahwa konvensi Ramsar mendefinisikan lahan basah sebagai area-area rawa, payau, lahan gambut, dan perairan tetap atau sementara dengan air tergenang atau mengalir. Indonesia memiliki sejumlah besar lahan basah, terutama lahan rawa, yang memiliki potensi besar sebagai sumber produksi pangan baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun global.
Namun, beliau juga menegaskan bahwa untuk memastikan manfaat maksimal dari lahan tersebut, diperlukan pengelolaan yang berkelanjutan. Konsep pertanian berkelanjutan (Sustainable agriculture) menjadi kunci utama dalam memastikan bahwa keuntungan ekonomi dari pertanian tidak merusak lingkungan hidup. Prinsip ini memastikan bahwa pertanian tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga mempertahankan keseimbangan ekologis dan menjaga keanekaragaman hayati.
Selain presentasi, kuliah tamu ini juga melibatkan sesi tanya jawab, di mana mahasiswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai berbagai aspek pengelolaan lingkungan lahan basah. Beberapa pertanyaan yang diajukan termasuk mengenai pengelolaan air di lahan rawa, pengelolaan lahan gambut, dan proyek Food Estate di Kalimantan Tengah. Diskusi ini menekankan pentingnya pendekatan yang berbasis karakteristik masing-masing lahan untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan secara efektif dan berkelanjutan.
Kuliah tamu ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada mahasiswa mengenai pentingnya pengelolaan lingkungan lahan basah untuk keberlanjutan masa depan, serta memotivasi mereka untuk terlibat aktif dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. (YL/AF)
#SayaBSIP
#Argostandar